Resensi Buku "Bintang" Tere Liye
Judul buku : Bintang
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 380
Tahun terbit : 2017
ISBN : 9786020351179
Tere liye lahir pada 21 Mei 1979 dengan nama Darwis. Ia merupakan anak dari seorang petani biasa yang tumbuh di pedalaman Sumatera. Saat ini, ia dikenal sebagai seorang novelis yang karyanya selalu bertengger di rak buku National Best Seller di hampir seluruh toko buku di Indonesia.
Bintang merupakan buku keempat dari serial petualangan tiga orang sahabat di dunia paralel. Mereka adalah Raib, Seli, dan Ali. Raib dengan kekuatan menghilang dan pukulan berdentumnya. Seli dengan kemampuannya untuk mengeluarkan petik dari telapak tangannya, serta si biang kerok sekaligus si genius, Ali, yang dapat berubah menjadi beruang raksasa.
Sinopsis
Setelah kembali dari berpetualang di Klan Bintang dengan teknologinya yang amat canggih dibanding ketiga klan sebelumnya, Raib, Ali, dan Seli membawa kabar buruk bagi para petinggi Klan Bulan, Miss Selena, Av, dan Panglima Tog mengenai rencana Sekretaris Dewa Kota Zaramaraz, ibukota klan bintang, yang terletak jauh di bawah perut bumi.
Setelah sebelumnya Miss Selena dan para petinggi Klan Bulan lainnya mendiskusikan permasalahan ini dengan ketua konsil Klan Matahari, akhirnya diputuskan bahwa mereka akan mengadakan sebuah misi untuk mencari pasak bumi yang akan dihancurkan oleh Sekretaris Dewan Kota. Kemudian mereka akan mencegah agar pasak tersebut tidak runtuh dengan cara menyegelnya. Dengan kegeniusan dan kecerdasannya, Ali berhasil mengeliminasi ribuan pasak bumi, dan hanya menyisakan enam kemungkinan lokasi pasak bumi yang berpotensi untuk menimbulkan ledakan hebat serta akan membuat kehancuran bagi klan permukaan.
Akhirnya dibentuklah pasukan gabungan yang terdiri dari Raib, Seli, dan Ali, serta pasukan bayangan dan pasukan klan matahari, yang dipimpin oleh Miss Selena. Ali, Raib, dan Seli memilih untuk menaiki ILY 3.0 dalam misi kali ini, sedangkan yang lain menaiki kapsul oval Klan Bulan yang telah dirancang teknologinya untuk menghadapi misi kali ini.
Petualangan dimulai dengan memasuki lorong kuno, singgah di Lembah Hijau milik Faar. Namun, saat baru tiba mereka langsung disergap oleh Pasukan Klan Bintang. Segera mereka meninggalkan tempat tersebut dan melanjutkan misi dengan menyusuri lorong-lorong lain dengan siklus pergantian musim yang cukup ekstrem.
Pada perjalanan kali ini, banyak hambatan dan rintangan, serta hal-hal yang harus mereka korbankan. Menghadapi puluhan bahaya, bertarung dengan orang-orang hebat, dan menyelamatkan dunia. Namun siapa sangka, justru perjalanan kali ini membuat mereka harus menyaksikan bahwa merekalah yang melepaskan "musuh besar"-nya. Ini adalah awal dari petualangan selanjutnya.
Kelebihan
Melalui novel ini, kita diajak berpetualang, mengimajinasikan tentang hebatnya teknologi-teknologi dalam dunia paralel. Dengan pengemasan cerita yang menarik, membuat pembaca menjadi pernasaran terkait dengan alur ceritanya. Namun, meskipun buku ini bercerita terkait teknologi-teknologi canggih, banyak pula terselip makna-makna tersirat serta amanat yang ingin penulis sampaikan.
Kekurangan
Meskipun cerita yang disajikan cukup menarik, namun ada beberapa bahasa dan istilah yang cukup sulit di mengerti dari buku ini. Selain itu, ada pula beberapa bahasa asing dan kata-kata ilmiah yang penulisannya masih kurang tepat.
Simpulan
Secara keseluruhan, saya cukup menikmati saat membaca novel ini. Menurut saya, novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan, terutama remaja seusia Raib. Dengan penyajian yang menarik, Anda akan dibuat seolah-olah berada dalam cerita tersebut, berpetualang bersama Raib, Seli, dan Ali. Bagi Anda yang menyukai genre fantasi dengan sedikit bumbu petualangan, Anda mungkin akan sangat menyukai novel ini.
UnRiavel
Komentar
Posting Komentar